ILustrasi anak-anak membantu orangtua di rumah |
Namun tentu saja kesediaan anak-anak membantu orang tua dan melakukan tugas domestik tidak datang dengan sendirinya, melainkan melalui pendidikan yang ditanamkan oleh orang tua sehari-hari di rumah.
Agar dapat mendidik anak secara cerdas, orang tua harus memperhatikan hal berikut ini:
1. Semua Gender Sama Tugasnya
Banyak orang tua memperlakukan anak mereka dan membagi tugas rumah berdasarkan jenis kelamin atau gender. Hal ini tidak baik.
Memang pekerjaan rumah itu terlihat terkotak-kotak seperti memasak dan mencuci biasa dilakukan oleh perempuan, namun baiknya semua baik laki-laki atau perempuan mampu melakukan itu semua.
Ketika anak dilatih mengerjakan berbagai tugas rumah tanpa memperdulikan masalah gender, maka ia kelak tak akan canggung ketika sudah dewasa. Apalagi, bila sang anak harus tinggal jauh dari orang tua dan keluarga, maka setidaknya anak harus dapat mengurus dirinya sendiri. Anak laki-laki bisa memasak sendiri selain tugas berat atau anak perempuan dapat membetulkan lemari atau meja sendiri selain memasak akan baik bukan?
2. Sabar dalam Mengajarkan
Mengajarkan anak-anak bisa jadi sebuah tantangan bagi orang tua. Kadang, apa yang dikatakan orang tua belum tentu langsung diterima oleh anak. Bisa jadi, anak akan mengkritisi, bahkan tak ayal memberontak.
Kalau menghadapi anak dengan kesan 'bandel', lihat caranya dan tanya apakan ia mengerti dengan yang disampaikan oleh orang tuanya. Bagi anak, segala sesuatu harus ada dan mengerti alasannya.
Namun di sisi lain. ibu juga diperbolehkan untuk mengatakan ia butuh bantuan dari anak sehingga anaknya tahu apabila ibunya tengah letih. Ini merangsang empati dan keterbukaan."
Dan bila sang anak akhirnya membantu pekerjaan sang bunda, Vera mengatakan orang tua tak boleh lupa untuk mengapresiasi bantuan tersebut. Upaya ini akan membuat anak senang karena mendapatkan apresiasi dan ketagihan membantu orang tuanya.
3. Jauhi 'Status' Posisi Anak
Kadang kala, orang tua membedakan perlakuan antara anak sulung dengan adik-adiknya, sadar atau tidak. Hal ini bukan hanya mencerminkan ketidakadilan bagi anak, namun juga dapat menghambat mereka menjadi mandiri dan bertanggung jawab.
Orang tua dilarang untuk membeda-bedakan pemberian tugas melihat status posisi anak dalam keluarga. Karena, bila sang anak sudah dewasa nanti dan berada dalam masyarakat, posisi tersebut tidaklah penting. Namun tetap harus ditekankan anak yang lebih muda agar menghormati yang lebih tua dan anak lebih tua juga mengayomi dan melindungi adik.
4. Diskusi dengan Ayah
Mengurus anak bukan hanya tugas perempuan. Peran serta ayah juga sangat penting dalam perkembangan sang buah hati. Ayah juga berperan besar dalam mengurus anak menjadi mandiri. Ayah dan ibu harus memiliki pemikiran yang sama dalam mendidik anak dan menyadari bahwa menjadikan anak sebagai rekan orang tua memiliki banyak manfaat. Tugas mengurus anak yang didominasi oleh ibu ini yang membuat jadi sebuah tekanan besar bagi ibu, maka ayah wajib turut serta. Tugas rumah tangga bagi ibu sudah banyak, ayah bisa membantu dengan berdiskusi atau mengajar anak pelajaran atau membahas pergaulan anak di sekolah atau di rumah serta memberi arahan.
5. Berikan Reward yang "Baik"
Strategy memberikan hadiah atau penghargaan sebagai ucapan terima kasih, atau reward, kepada anak adalah hal yang baik. Namun, seringkali reward ini dapat berujung sifat oportunis dan materialistis pada si anak. Jadi bagi orangtua, coba memberikan reward pada sesuatu yang benar-benar penting, misal kenaikan kelas atau kelulusan, dan ingat jangan memberi reward barang-barang yang tidak perlu atau materi yang berlebihan namun sebaiknya beri reward hal-hal yang perlua atau berhubungan dengan kemajuan si anak. Reward yang baik misalnya, belikan buku-buku yang menarik untuk perkembangan mental atau pengetahuan anak, tas sekolah yang bagus agar anak semangat belajar, sepatu olahraga atau sepeda agar anak rajin berolahraga. Hindari reward atau hadiah berupa gadget seperti smartphone atau lainnya, uang yang berlebihan, perhiasan, motor, mobil, dll, yang malah bisa membuat anak menjadi materialistis dan berpengaruh buruk pada perilaku anak.
0 comments