Image from cbc.ca |
Pendidikan pada anak dimulai dari orangtua. Anak belajar berbagai hal tentang kehidupan dari orangtua sejak dini.
Ada seorang ibu yang sering memukul anaknya yang berusia lima tahun. Suatu hari, ibu tersebut melihat anaknya itu memukuli adiknya yang masih kecil. Kemudian, ketika ditanya ibunya, mengapa dia kasar pada adiknya?
"Aku sedang pura-pura jadi ibu," jawab sang anak.
Setiap orangtua memiliki gaya pola asuh berbeda-beda dalam membesarkan anak. Anda mungkin merasa bahwa cubuitan tidak akan meninggalkan trauma mendalam pada anak. Anda salah. Segala bentuk kekerasan, baik secara fisik ataupun verbal, akan meninggalkan luka dalam diri anak, entah terlihat atau tersembunyi di dalam hatinya.
Denise Cummins, PhD, Cognitive Scientis dan penulis Good Thinking: Seven Powerful Ideas that Influence the Way We Think, menguraikan tiga dampak buruk pada anak yang sering mendapatkan pukulan dari orangtua:
Anda menyebutnya disiplin. Anak Anda melihatnya sebagai solusi. Pasalnya, anak akan menuruti keinginan orangtua ketika mereka menerima pukulan.
Kebiasaan itu akan dia salurkan dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sosial.
Anak yang sering dipukul sewaktu kecil, kata Cummins, tidak memiliki kendali diri dalam menghadapi konflik ketika mereka dewasa.
Selain itu, anak melihat orangtua sebagai seseorang dengan tubuh yang lebih besar dari mereka. Jadi, mereka pun bakal berpikir bahwa memukul seseorang yang lebih kecil itu adalah hal yang lazim.
Anak yang tumbuh menjadi penindas atau pelaku bully di sekolah kebanyakan memiliki orangtua yang kasar dan penyiksa di rumah.
Anak menjadi minder dan sulit percaya orang lain
Orangtua seharusnya menjadi pelindung dan pembimbing anak dalam menjalani kehidupan. Sebab, orangtua merupakan orang dewasa yang paling dekat dengan anak.
Jadi. perilaku kasar orangtua kepada anak. justru membuat anak tidak percaya pada orangtua. Kondisi ini pun membuat mereka semakin sulit mempercayai orang lain kala mereka dewasa.
Selain itu, anak yang terbiasa disakiti sejak kecil, akan tumbuh dengan minim rasa empati, dan kepedulian terhadap lingkunagn sekitar.
Mereka menjadi bodoh
Kekerasan tidak sebatas pukulan dan cubitan. Sebab, umpatan dan hinaan juga termasuk dalam kekerasan secara verbal.
Anak yang terbiasa dibilang bodoh, tidak becus, an malas akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak cemerlang secara akademis. Mereka juga selalu meragukan kemampuan diri sendiri.
Efek dari perlakuan orangtua kepada anak sungguh nyata. Perlakuan yang buruk seperti di atas akan mempengaruhi kepribadian dan sikap anak seperti dikemukakan di atas.
Maka orangtua seharusnya memperlakukan anak dengan baik dan tepat agar anak tumbuh menjadi manusia yang berkepribadian dan mempunyai kepercayaan diri yang baik.
Jadi, pastikan juga untuk mengutarakan lkalimat positif pada anak anda.
Sumber : Psychology Today
0 comments